Webinar “Sensory Lecture Special: Nutrition and Sensory”

Webinar “Sensory Lecture Special: Nutrition and Sensory” (15/5) yang membahas Evaluasi Sensori menjadi teaser atau percobaan perwujudan Kampus Merdeka. Kuliah ini digelar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University bekerja sama dengan Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro (Undip) dan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya (UB).

“Kuliah ini diikuti 340 mahasiswa. Hal ini dimungkinkan karena bisa diikuti oleh ketiga mahasiswa dari tiga universitas di Indonesia yaitu IPB University, Undip dan UB. Dari kuliah ini kita bisa merasakan pengalaman dosen-dosen berbeda dalam mata kuliah yang sama di berbagai universitas di Indonesia. Tentunya hal ini memberikan pengalaman berharga bagi mereka yang mengambil mata kuliah Evaluasi Sensori. Mahasiswa bisa merasakan pengalaman dari dosen-dosen yang berbeda sehingga memiliki pengalaman baru, ditambah dosen tamu yang sukses berkarir di luar negeri juga menambah khasanah mahasiswa bagaimana implementasi ilmu sensori di dalam pengembangan produk baru di sebuah perusahaan pangan,” ujar Sekretaris Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University, Dr Dede R Adawiyah.
Dalam kuliah spesial ini, hadir juga praktisi yang merupakan alumni IPB University dan bekerja di perusahaan Danone Nutricia, Belanda dalam pengembangan produk pangan baru yaitu Dr Heni Budi Wijayanti. Dr Heni juga sempat bekerja di European Food Science and Technology sebagai Project Manager.

“Pemahaman sensori dalam pengembangan produk baru itu sangat penting. Namun pengetahuan tentang karakteristik bahan pangan tidak dihilangkan. Sebagai contoh, kita perlu paham tentang karakteristik whey dalam pengembangan produk baru dan hubungannya dengan Sensory Evalution. Hal tersebut penting dalam membuat produk baru yang bergizi dan tentunya dari segi sensori sangat disukai oleh konsumen target,” ujarnya.
Narasumber lainnya adalah Dr Kiki Fibrianto dari Universitas Brawijaya yang membawakan materi hubungan sensori, psikologi dan ilmu saraf. Menurutnya, rasa dari sebuah makanan itu sangat dipengaruhi oleh kejiwaan kita dan bagaimanan respon saraf kita. Oleh sebab itu, sensori dari sebuah makanan sangat diutamakan untuk juga membantu kejiwaan kita apalagi di masa pandemi seperti saat ini.
Sementara itu, narasumber dari Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Dr Gemala Anjani menyampaikan hubungan antara sensori dan nutrisi. Pilihan-pilihan yang tepat untuk menjaga imunitas tubuh, tak hanya dari nutrisinya saja tetapi juga rasa dan sensasi sensori makanan tersebut sangat penting. Sensori itu sama pentingnya dengan nutrisi. “Oleh sebab itu, dimasa pandemi COVID-19, tetap multiple sensory sensations penting juga untuk menjaga nutrisi dan asupan tubuh kita agar kita tidak terlalu bosan dengan satu sensasi sensori dari makanan yang mengandung gizi,” katanya.

Pada kesempatan ini, dosen Ilmu Sensori dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB University, Dr-Ing Dase Hunaefi mengungkapkan metode-metode baru dalam perkembangan ilmu sensori. Menurutnya ada cukup banyak metode baru berbasis konsumer panel yaitu CATA, RATA, FREE CHOICE PROFILING, FLASH PROFILE, IPM dan Emotional Sensory Mapping. (**/Zul)

Sumber : ipb.ac.id

Related Posts

Leave a Replay

Recent Posts

Follow Us

Play Video