Seringkali saat membuat jus, kita biasa menggunakan penyaring untuk memisahkan jus dengan serat buah. Kini, ada alat penyaring alami yang dapat memberi nilai lebih dalam upaya kita menjalani gaya hidup sehat.
Profesor Ani Suryani dari Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) memperkenalkan saringan air kelapa. Sesuai namanya, saringan dengan pori-pori sangat halus ini memang terbuat dari air kelapa. Ani mengklaim, tidak hanya higienis, saringan air kelapa buatannya juga mampu menjauhkan kita dari pencemaran logam, apalagi karat, yang biasanya menghinggapi saringan konvensional.
Ani memaparkan, saringan air kelapa dibuat dengan memberi perlakuan khusus inokulasi bakteriAcetobacter xylinum atau isolat campuran pada air kelapa. Secara alami, perlakuan ini akan membentuk jaringan serat-serat selulosa yang berfungsi sebagai filter mikro. Menurutnya, filter mikro ini dapat digunakan untuk menyaring partikel-partikel yang sangat halus pada cairan.
“Filter mikro dengan bahan yang mudah didapat dan ekonomis ini dapat digunakan oleh industri olahan sari buah atau sejenisnya, sehingga bisa diperoleh produk minuman buah olahan yang berkualitas tinggi. Filter mikro tersebut, juga bisa digunakan untuk menyaring air kotor menjadi air bersih, dan dimanfaatkan dalam proses pemekatan air susu,” kata Ani, Rabu (10/10/2012).
Salah satu kesulitan yang dihadapi Ani dalam mengembangkan penelitiannya adalah makin minimnya bahan baku, yakni air kelapa. Pasalnya, air kelapa juga menjadi bahan baku utama dalam pembuatannata de coco dan berbagai minuman isotonik. Tantangan lainnya, membran sintetik juga membanjiri pasaran, dan lebih mudah didapat. Apalagi membran sintetik ini lebih mudah diatur kekerapan pori-porinya dan dapat digunakan berulang kali.
“Hanya saja, membran sintetik sulit terurai di alam. Ini berbeda dengan saringan yang dibuat dari air kelapa yang mudah terurai di alam,” imbuhnya.
Kemudian, kata Ani, kebutuhan air kelapa sulit dipenuhi juga karena secara makro perkebunan kelapa tidak lagi kompetitif dalam memproduksi minyak kelapa sebagai minyak goreng. Pasalnya, kebutuhan minyak goreng Tanah Air kini dapat dipenuhi oleh minyak dari kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit pun dianggap lebih menguntungkan ketimbang perkebunan kelapa. Padahal, kelapa memiliki diversifikasi produk yang berbeda dengan yang dihasilkan kelapa sawit seperti santan, dessicated coconut, coconut powder, dan lainnya.
Tidak heran, penemuan Ani ini masih belum keluar dari laoratorium. Kita belum dapat menemukan saringan air kelapa di pasar bebas karena belum ada investor yang melirik potensi saringan air kelapa tersebut. “Selama para investor belum yakin adanya keuntungan yang nyata,” tutur Ani.
Sumber : www.okezone.com