Sosialisasi Hasil Survei dan POB Kegiatan Konseling Mahasiswa Fateta IPB

Bogor, 28 September 2021 – Pada hari Sabtu, 25 September 2021, Fakultas Teknologi Pertanian telah menyelenggarakan kegiaran Sosialisasi Hasil Survei dan POB (Prosedur Operasional Baku) Kegiatan Konseling Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian IPB 2021. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka tindak lanjut kegiatan Survei Kesehatan Mental Mahasiswa dan Penyusunan POB Layanan Pendampingan Mahasiswa 2021. Kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu rangkaian acara dari program pendampingan kesehatan mental mahasiswa Fateta IPB. Kegiatan Sosialisasi dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting dengan mengundang seluruh mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian juga Bapak dan Ibu Dosen yang menjadi stakeholder dalam kegiatan konseling mahasiswa, seperti konselor, komsis, dan komdik.

Sumber: Dokumentasi Fakultas Teknologi Pertanian (2021)

Kegiatan Sosialisasi dibuka dengan kata sambutan yang disampaikan oleh Bapak Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Ir, Feri Kusnandar, MSc. Kegiatan sosialisasi ini menghadirkan 3 (tiga) narasumber, yaitu Ibu Dr. Endang Warsiki, STP, MSi (Konselor Fateta IPB University), Ibu Dr. Didah Nur Faridah (Konselor Fateta IPB University), dan Ibu Prof. Dr. Ir. Winiati Pudji Rahayu (Ketua Konselor Fateta IPB University). Sosialisasi dan diskusi yang berjalan dipandu oleh Ibu Dr. Ir. Mulyorini Rahayuningsih sebagai moderator.

Sumber: Dokumentasi Fakultas Teknologi Pertanian (2021)

Pada kegiatan sosialisasi ini, Ibu Dr. Endang Warsiki berkesempatan untuk memaparkan hasil survei yang telah dilakukan mengenai identifikasi masalah kesehatan mental secara umum dan kegiatan perkuliahan (Mahasiswa Fateta Angkatan 56 dan 57) maupun penelitian (Mahasiswa Fateta Angkatan 54 dan 55) di masa pandemi. Identifikasi permasalahan kesehatan mental mahasiswa Fateta dilakukan dengan metode survei menggunakan google form dalam bentuk kuesioner secara anonymous. Pengisian kuesioner dilakukan dalam rentang waktu 13 – 19 Agustus 2021 dengan total 671 responden yang bersedia mengisi kuesioner tersebut. Berdasarkan hasil survei tersebut, Ibu Dr, Endang Warsiki menyimpulkan bahwa masa pandemi memberikan pengaruh rasa stress, merasa menjadi orang yang tidak berguna, serta kehilangan minat dan kepercayaan diri. Mahasiswa Fateta angkatan 56 dan 57 secara umum merasa bahwa pembelajaran daring memberikan efek menjenuhkan, menurunkan konsentrasi, dan menyebabkan mahasiswa sering menunda tugas perkuliahan. Sebesar 75 % mahasiswa Fateta Angjatan 56 dan 57 merasa bahwa masalah utama dari pembelajaran daring adalah suasana atau lingkungan yang tidak mendukung. Mahasiswa Fateta angkatan 56 dan 57 (56 %) juga mengharapkan adanya bantuan berupa beasiswa dari Fakultas selama masa pandemi Covid-19. Sedangkan bagi mahasiswa Fateta angkatan 54 dan 55, pandemi Covid-19 menyebabkan tidak semangat melaksanakna penelitian dan jenuh.  Sebanyak 36 % mahasiswa Fateta angkatan 54 dan 55 merasa kendala utama yang dirasakan ketika penelitian di masa pandemi adalah fasilitas.

Sumber: Dokumentasi Fakultas Teknologi Pertanian (2021)

Kegiatan sosialisasi dilanjutkan dengan pemaparan dari Ibu Dr. Didah Nur Faridah dan Bapak Andik Pribadi mengenai tahadap atau prosedur yang dilakukan oleh mahasiswa ketika ingin melakukan konseling. Fakultas menyediakan konselor tiap departemen bagi mahasiswa untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa. Di dalam POB yang telah disusun, terdapat prosedur konseling untuk permasalahan bidang akademik / kesulitan pembiayaan kuliah (UKT), bidang kemahasiswaan, dan kesehatan mental. POB yang disusun diharapkan dapat menjadi pegangan untuk mahasiswa dalam melakukan kegiatan konseling.

Sumber: Dokumentasi Fakultas Teknologi Pertanian (2021)

Tidak lupa pemaparan mengenai rangkuman kegiatan program pendampingan kesehatan mental mahasiswa Fateta IPB dan tindak lanjut yang disampaikan oleh ibu Prof. Dr. Winiati P. Rahayu yang merupakan koordinator program pendampingan kesehatan mental mahasiswa Fateta IPB. Beliau memaparkan tindak lanjut yang diperlukan pada program pendampingan Kesehatan mental diantaranya adalah (1) perbaikan sistem pembelajaran daring; (2) penggunaan POB untuk berkomunikasi dengan komsis, komdik, serta konselor; (3) pelatihan konselor sebaya (komti atau BEM / Himpunan); (4) sosialisasi POB dengan media lain. Beliau berpesan kepada mahasiswa untuk jangan segan untuk berkomunikasi sekiranya ada masalah sehingga kita tidak membiarkan masalah membesar tanpa bantuan.

Related Posts

Leave a Replay

Recent Posts

Follow Us

Play Video