Sumber: IPB TV, 2021
Bogor, 19 Juni 2021 – Guru Besar tetap Fakultas Teknologi Pertanian IPB University dalam bidang Teknik Sistem dan Industri, Prof. Dr. Eng. Taufik, STP, MSi menyampaikan Orasi Ilmiah Guru Besar bertajuk Rekayasa Eco-Kansei pada Desain Produk dan Jasa Agroindustri untuk Mempercepat Pencapaian Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) pada Sabtu, 19 Juni 2021 bertempat di Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga, Bogor dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube IPB TV.
Orasi disampaikan sebagai bentuk pemikiran dalam bidang perancangan dan jasa baru berbasis rekayasa eco-kansei dalam disiplin keilmuan Teknik Sistem dan Industri, khususnya dalam upaya percepatan penerapan TKT melalui teknologi informasi yang komprehensif serta berdaya saing tinggi dalam pusaran disruptif digital saat ini, terang Prof. Taufik membuka orasi ilmiah tersebut.
Prof. Taufik kemudian memaparkan mengenai pengembangan produk dan jasa di perguruan tinggi yang dapat mendorong percepatan komersialisasi. Saat ini, riset masih sangat terbatas pada tahap dasar dan terapan sehingga terdapat celah yang cukup besar antara hasil riset akademik dengan kebutuhan industri. Kendala komersialiasi tersebut antara lain disebabkan oleh tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) yang rendah hingga keterbatasan kemampuan periset dalam menjembatani preferensi konsumen dengan desain produk atau jasa.
Permasalahan yang kerap terjadi dari sisi periset antara lain dalam desain produk yang cenderung rigid, messy, non-linear, complex dan iterative sementara desain produk dan jasa yang siap dikomersialkan selayaknya bersifat desirable, feasible dan viable terhadap preferensi konsumen. Karena itu, diperlukan metode yang mudah, murah dan cepat untuk menjawab permasalahan tersebut.
Rekayasa Kansei berasal dari Bahasa Jepang (感性工学 / Kansei Kougaku) dan dapat diterjemahkan sebagai Emotional Engineering atau Rekayasa Emosional. Rekayasa Kansei merupakan teknologi yang dapat menerjemahkan kansei atau gambaran yang ada di benak konsumen yang terkait dengan desain produk yang diinginkan (human–centered design). Teknik ini menyatukan berbagai sarana dimulai dari konsep, produksi hingga operasi produk atau sistem jasa. Produk atau jasa yang dihasilkan diharapkan memiliki kelengkapan arsitektur operational, logical, physical dan functional.
Di era digitalisasi sekarang ini, Prof. Taufik mengutarakan preferensi konsumen dapat diperoleh dengan mudah dari akses big data melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp dan berbagai fasilitas yang ada pada Google. Akuisisi data informasi dari media sosial akan menghasilkan “Kata Kansei” atau “Kansei Word”. Ekstrak dari “Kata Kansei” ini yang kemudian diterjemahkan melalui metode Kansei Engineering untuk menghasilkan desain elemen produk atau jasa yang direpresentasikan melalui model-model visual untuk kemudian dilakukan evaluasi.
Mekanisme ini akan menghasilkan komponen dan struktur design produk atau jasa yang tepat sehingga dapat mempercepat penyerapan produk atau jasa di pasar serta memenuhi paradigma “More for less, More for Zero” yang mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan. Bidang ini dinamai sebagai eco-kansei.
Riset Prof. Taufik bersama tim yang beranggotakan mahasiswa dari jenjang sarjana hingga doktoral telah mengembangkan Rekayasa Eco-Kansei yang berbasis pada data mining, Artificial Intelligence, machine learning, khususnya dalam pengembangan model perceptual computing. Prof. Taufik dan tim telah mengembangkan alat bantu self-assessment untuk pengukuran dan monitoring TKT dalam bentuk prototype aplikasi mobile Android berbasis perceptual computation (komputasi perseptual) yang bersifat objektif.
Pendekatan ini memanfaatkan matriks yang diturunkan dari indikator pencapaian level di setiap TKT yang diamati. Model ini memiliki keunggulan mengurangi sisi subjektif dari kedua belah pihak penilai, baik periset yang melaksanakan pengembangan ataupun pihak yang memonitoring riset dalam pengembangan produk atau jasa.
Dalam orasinya, Prof. Taufik juga menyampaikan rekomendasi terkait dengan penerapan eco-kansei dalam perguruan tinggi. Di antaranya, penerapan eco-kansei untuk menjamin link and match antara riset di perguruan tinggi dengan kebutuhan industri.
Prof. Taufik sebelumnya telah menyampaikan bahwa indikator yang ada dalam panduan TKT yang diterbitkan dalam Permenristekdikti No. 42 Tahun 2016 semestinya dapat dijadikan sebagai jaringan kerja terjadwal. Apabila pengelolaan riset bisa digabungkan dengan penilaian TKT, mekanisme penilaian tersebut akan menjamin pencapaian suatu tingkat pada TKT tertentu. Dengan penerapan yang konsisten, semestinya pula akan berdampak pada peta jalan riset (research road map) dalam pengelolaan penelitian perguruan tinggi. Karenanya, Prof. Taufik menganjurkan untuk merevitalisasi Permenristekdikti tersebut.
Lebih lanjut, Prof Taufik menerangkan perlunya integrasi eco-kansei ke dalam sistem Perguruan Tinggi Keteknikan. Kemampuan Design Thinking, Creative Thinking dan Critical Thinking perlu ditambahkan sebagai pelengkap mata kuliah Computational Thinking yang saat ini sudah diterapkan di seluruh program studi sarjana agar bahasan eco-kansei dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum K2020 IPB sehingga dapat membentuk kompetensi computational creativity dalam pengembangan produk/jasa agroindustri yang adaptif terhadap tuntutan Agroindustry 4.0 (creativity, collaboration dan culture).
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan, Prof. Taufik optimis disiplin Teknik Sistem dan Industri dapat diandalkan sebagai rumah bagi pengembangan produk dan jasa berbasis interdisciplinary sciences dari berbagai fakultas yang ada di IPB University.
Menutup orasi, Prof. Taufik menyampaikan harapan agar senantiasa diberikan perlindungan dan ketulusan niat dalam menjalankan tugas sebagai guru besar, dosen dan peneliti di IPB University untuk mendharmabaktikan ilmu yang dimiliki agar senantiasa bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat banyak.