Tim Fateta IPB Raih Runner-up pada Hydrogen Student Design Contest 2016 di USA

Tim Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil meraih penghargaan sebagai runner up pada Hydrogen Student Design Contest 2016 di Washington DC, Unitet States of America (USA). Kedelapan mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB), Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) IPB itu antara lain: Aldilah Fazy, Bobo Andri, M. Munajat, M. Irham Taufik Nasution, Mochammad Chusen, Lilik M. Rahman, Irwan S. Kurniawan, dan M. Nurul Aazim Al Fauri serta dua mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (SIL) FATETA IPB, Rahmafitri Arum dan Andita Dwi Sefiani. Tim IPB ini dibimbing oleh Prof. Armansyah H. Tambunan dan Dr. Slamet Widodo.

Kompetisi tahunan yang digelar sejak 2004 itu diselenggarakan United Stated Department of Energy. Lembaga ini menantang kreativitas dan ketrampilan mahasiswa dalam merancang industri hidrogen dan fuel cell. Kompetisi yang bertema “Development of a Hydrogen Powered Microgrid for Grid Services and Back-up Power” ini dilaksanakan  Februari – April 2016 dan diumumkan pada publik bulan Juni 2016.

Dari 16 tim yang meng-upload abstrak dan delapan tim yang men-submit full paper, tim IPB berhasil meraih runner up dengan skor 75 persen di bawah pemenang utama dari tim University of Waterloo dengan skor 87 persen.

Tim IPB  yang diketuai Aldilah Fazy ini merancang konsep microgrid (jaringan listrik lokal) dengan menggunakan hidrogen sebagai media penyimpanan energinya. Tujuannya untuk membantu saat beban puncak atau ketika terjadi kegagalan pada main grid (jaringan listrik utama). Menurut Aldilah, konsep microgrid yang dibuatnya ini dapat men-supply listrik minimal 15 persen pada saat beban puncak.

“Kami merancang jumlah fuel cell power plant-nya hingga kapasitas 9 MegaWatt (MW) dari kebutuhan macrogrid 68 MW. Untuk memproduksi hidrogen dalam jumlah yang cukup, kami menggunakan listrik yang berasal dari pembangkit surya (photovoltaic), karena harganya murah dan bebas dari emisi,” jelas Aldilah.

Mochammad Chusen menambahkan rancangan microgrid ini menggunakan konsep penyimpanan bawah tanah yang aman, yaitu di dalam salt acvern. Selain itu, mengambil ruang lingkup yang cukup luas yaitu di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), sedangkan tim lain ada yang hanya mencakup sebuah restoran.

Lebih lanjut Chusen mengatakan kompetisi tahun ini tingkat kesulitannya lebih kompleks dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Tapi kami sangat bersyukur bisa mengembangkan skillterutama di bidang energi terbarukan. Harapannya tahun depan ada mahasiswa IPB yang meneruskan dan lebih baik dari kami,” pungkasnya. (IM)

 

sumber : http://ipbmag.ipb.ac.id/mahasiswaberprestasi/fb6a6800867a08ba92851b055fc78e49/Tim-IPB-Raih-Runner-up-pada-Hydrogen-Student-Design-Contest-2016-di-USA

Related Posts

Leave a Replay

Recent Posts

Follow Us

Play Video