Larangan Perburuan Burung di Kampus IPB Dramaga

Program ‘Kampus Biodiversitas’ di Institut Pertanian Bogor (IPB) telah dicanangkan oleh Rektor Profesor Herry Suhardiyanto selama lebih dari setahun lalu. Niat mulia dikarenakan Kampus IPB Dramaga memiliki potensi keanekaragaman hayati, berupa flora dan fauna, sekaligus salah satu spot biodiversitas tertinggi di Kawasan Bogor.

Burung merupakan salah satu satwa liar yang memiliki populasi terbanyak di Kampus IPB Dramaga. Ini tidak lepas dari peran pepohonan yang masih banyak tumbuh di sekitarnya, seperti keberadaan tegakan sengon, hutan campuran, arboretum fahutan, arboretum bambu, lengkap dengan lanskap taman yang menyediakan berbagai jenis pakan bagi satwa bersayap ini.

Kelompok Pemerhati Burung (KPB) ‘Perenjak’ dari Himakova pernah melakukan monitoring keberadaan burung-burung di Kampus IPB Dramaga Hasilnya cukup mengejutkan karena lebih dari 85 spesies burung berbeda ditemukan. “Demi menjaga kelestarian aves ini, KPB Perenjak sudah menerbitkan buku panduan identifikasi jenis-jenis burung di Kampus IPB Dramaga,” kata Ketua KPB, M Fahmi Permana.

Meski telah dicanangkan sebagai ‘Kampus Biodiversitas’ atau ‘Kampus Konservasi,’ nyatanya IPB Dramaga belum terlepas dari ancaman perburuan burung yang tanpa mengindahkan tagline kampus tetap mengambil manfaat untuk kepentingan pribadi. Mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE), Reza Aulia mengaku sering memergoki langsung bagaimana lincahnya pemburu perorangan atau kelompok ini menggunakan berbagai metode untuk mencuri kekayaan burung di lingkungan IPB.

“Cara yang mereka gunakan beragam, mulai dari menggunakan jaring, hingga menggunakan burung lain sebagai pemikat bagi burung yang akan diburu,” ujar Reza. Metode pemikat burung ini terbilang unik, sebab pemburu menggantungkan sangkar burung di ranting pohon pada ketinggian tertentu. Di dalam kandang tersebut, pemburu biasanya sudah mengikatkan seekor burung (jantan atau betina) yang kakinya sudah diikat, kemudian biasanya akan berkicau untuk menarik perhatian burung lain.

Burung-burung kampus yang tertarik dengan Si Burung Pemikat akan masuk ke kandang tersebut dan secara otomatis kandang itu akan menutup dengan sendirinya. Reza sering kali menemukan kandang-kandang burung pemikat ini tergantung di Kebun Cikabayan. “Saya sudah berulang kali menegur mereka (si pemburu), namun belum ada efek jera,” ujarnya.

Sebagai bentuk antisipasi sementara, KPB bekerjasama dengan Uni Konservasi Fauna telah memasang sejumlah papan peringatan di beberapa lokasi yang sering dijadikan tempat berburu burung. Misalnya papan peringatan yang bertuliskan larangan untuk berburu di lingkungan kampus.

Sumber

Related Posts

Leave a Replay

Recent Posts

Follow Us

Play Video