Institut Pertanian Bogor (IPB) menjalin kerjasama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar Seminar Nasional “Implementasi Ketetapan MPR RI Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam Rangka Demokrasi Ekonomi”. Dalam acara yang digelar di IPB International Convention Center (IICC) (3/10) ini, Rektor IPB, Prof. Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc menyampaikan di era sekarang perekonomian harusnya dikemudikan oleh hasil-hasil inovasi bangsa.
“Ekonomi saat ini masih berupa jual produk ekstrasi dari alam. Ke depan harus menuju ke arah pengolahan dan menggunakan sistem ekonomi yang dikemudikan oleh hasil-hasil inovasi bangsa. Selama 5 tahun ini, dari 510 inovasi Indonesia paling prospektif menurut Kementerian Riset dan Teknologi RI, sebanyak 179 inovasi berasal dari IPB. Yang perlu dilakukan sekarang adalah implementasi nyata ke masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan insentif dari pemerintah agar pengusaha tidak ragu untuk melirik inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Biasanya mereka takut rugi karena masuk ke ranah baru,” ujar Rektor saat memberikan sambutan.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Melanie Leimena Suharli mengatakan cara mudah mengetahui terjadinya pertumbuhan ekonomi adalah dengan mengamati tingkat kemacetan jalan raya yang semakin penuh dengan kendaraan pribadi dan lamanya masa tunggu naik haji. “Di Jakarta, jika kita daftar naik haji sekarang kita harus menunggu hingga 5 tahun baru bisa berangkat, di Aceh malah sampai 7 tahun. Selain itu, lihat jalan-jalan di Jakarta sekarang macetnya karena semakin banyaknya kendaraan pribadi. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan atau pertumbuhan ekonomi dengan semakin banyaknya kalangan bawah yang menjadi kalangan menengah,” ujar Melanie saat membuka seminar.
Menurutnya, kebangkitan kalangan menengah ini merupakan peluang yang harus ditangkap untuk kemajuan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. “Tahun 2025, diperkirakan jumlah penduduk dunia akan mencapai 9 milyar. Seperti arahan Presiden SBY dalam rapat Kadin beberapa waktu lalu, pengusaha harus memperkuat usahanya di bidang pangan dan energi. Di kedua bidang ini, IPB sebagai penghasil inovasi harus bisa berkontribusi,” ujarnya.
Selain itu, Melanie juga mengarahkan komisi 11 yang kebetulan hadir diwakili Dr. Arif Budimanta (sebagai narasumber), agar bisa mempengaruhi pelaku ekonomi tidak takut mengambil inovasi yang diciptakan sehingga ada kemitraan antara akademik dengan industri. “Sehingga hasil penelitian bisa diambil industri dan dipasarkan,” tuturnya.
Sumber : www.ipb.ac.id