Pemerintah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi dampak kekeringan akibat fenomena iklim El Nino. Fenomena ini diperkirakan menguat menjelang akhir tahun. Untuk itu Badan Litbang Pertanian telah mengeluarkan strategi dan inovasi teknologi pertanian menghadapi perubahan iklim global, termasuk datangnya kekeringan akibat fenomena iklim El Nino 2009.
Perubahan iklim global akan mempengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan pertanian, yaitu :
(a) naiknya suhu udara yang juga berdampak terhadap unsur iklim lain, terutama kelembaban dan dinamika atmosfir
(b) berubahnya pola curah hujan dan makin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrim seperti El Nino maupun La Nina
(c) naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara.
Penelitian telah dilakukan oleh Badan Litbang Petanian melalui Balai Besar Penelitian Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) terhadap perubahan iklim tersebut untuk mengidentifikasi varietas yang bisa beradaptasi dengan kekeringan, tahan terhadap rendaman, toleran salinitas, dan sebagainya. Disamping itu, Badan Litbang Pertanian juga telah menghasilkan beberapa varietas padi dan palawija yang selain tahan terhadap hama/penyakit juga toleran terhadap kekeringan.
Teknologi pengelolaan sumberdaya air seperti teknologi panen air, teknologi pemanfaatan air secara efisiensi melalui irigasi tetes di tingkat desa dengan membangun Jaringan Irigasi Tingkat Desa (JIDES) dan di tingkat usahatani dengan membangun Jaringan Irigasi Tingkat Usahatani (JITUT) juga telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian untuk menjawab terjadinya fenomena El Nino yang berdampak dengan adanya kekeringan.
Informasi di bawah ini memandu anda untuk mengatahui lebih detail tentang strategi dan inovasi teknologi pertanian menghadapi perubahan iklim global.
Pemerintah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi dampak kekeringan akibat fenomena iklim El Nino. Fenomena ini diperkirakan menguat menjelang akhir tahun. Untuk itu Badan Litbang Pertanian telah mengeluarkan strategi dan inovasi teknologi pertanian menghadapi perubahan iklim global, termasuk datangnya kekeringan akibat fenomena iklim El Nino 2009.
Perubahan iklim global akan mempengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan pertanian, yaitu, (a) naiknya suhu udara yang juga berdampak terhadap unsur iklim lain, terutama kelembaban dan dinamika atmosfir, (b) berubahnya pola curah hujan dan makin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrim seperti El Nino maupun La Nina, dan (c) naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara.
Penelitian telah dilakukan oleh Badan Litbang Petanian melalui Balai Besar Penelitian Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) terhadap perubahan iklim tersebut untuk mengidentifikasi varietas yang bisa beradaptasi dengan kekeringan, tahan terhadap rendaman, toleran salinitas, dan sebagainya. Disamping itu, Badan Litbang Pertanian juga telah menghasilkan beberapa varietas padi dan palawija yang selain tahan terhadap hama/penyakit juga toleran terhadap kekeringan.
Teknologi pengelolaan sumberdaya air seperti teknologi panen air, teknologi pemanfaatan air secara efisiensi melalui irigasi tetes di tingkat desa dengan membangun Jaringan Irigasi Tingkat Desa (JIDES) dan di tingkat usahatani dengan membangun Jaringan Irigasi Tingkat Usahatani (JITUT) juga telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian untuk menjawab terjadinya fenomena El Nino yang berdampak dengan adanya kekeringan.
Informasi di bawah ini memandu anda untuk mengatahui lebih detail tentang strategi dan inovasi teknologi pertanian menghadapi perubahan iklim global.