Jepang menawarkan kerja sama bidang teknologi pertanian kepada Sumatera Utara guna mendorong produktivitas petani lokal. Peningkatan produksi pangan dianggap sangat penting di tengah ancaman krisis pangan dunia mendatang, jika tidak diantisipasi sejak dini.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut Irfan Mutyara, mengemukakan, Jepang menawarkan teknologi pertanian lantaran melihat belum maksimalnya produksi pangan petani lokal. Selain itu, ketersediaan lahan di Sumut buat pertanian memungkinkan langkah intensifikasi dilakukan.
“Itu yang disampaikan konsul Jepang ketika berkunjung ke Kadin kemarin, dan pada intinya mereka ingin agar produksi petani semakin besar. Misalnya, yang tadinya satu hektar hanya 1 ton bisa jadi 3 ton. Jadi Jepang akan memberikan teknologi,” ucap Irfan yang didampingi Wakil Ketua Umum Bidang Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Jonner Napitupulu.
Dalam pertemuan diadakan Rabu (9/3), Jepang berjanji akan memberikan teknologi pertanian bersifat sederhana, sehingga mampu diadopsi petani. Teknologi mesin pengolahan sampah menjadi pupuk organik, sebut dia, adalah salah satunya.
“Kerjasama yang terjalin nantinya dapat meningkatkan pendapatan bagi para pelaku usaha di sektor yang dikerjasamakan. Secara tidak langsung, jalinan kerjasama dapat meningkatkan perekonomian Indonesia, khususnya Sumatera Utara,” tukasnya.
Konsul General Jepang di Medan, Yuji Yamada mengatakan, potensi Indonesia, khususnya Provinsi Sumatera Utara, dalam Sumber Daya Alamnya sangat dapat ditonjolkan.
Selain pertanian, Yamada juga menawarkan kerjasama dalam berbagai sektor usaha seperti sektor peternakan, perikanan dan lain-lain. Untuk tahap awal dikembangkan budidaya palawija kedelai mengingat negara Jepang mempunyai teknologi yang canggih di sektor tersebut. Tidak hanya sampai disitu, berbagai kerjasama yang lainnya juga dapat dikerjasamakan.
Konsul General Jepang di Medan dan Ketua Umum Kadinsu sepakat dalam membentuk North Sumatera-Japan Forum. Forum ini nantinya akan bergerak di berbagai sektor seperti sektor pertanian, perikanan, pendidikan dan industri. Forum ini nantinya bersifat “People to People”.
Eva Simanjuntak | Global | Medan